Sabtu, 29 Juni 2013

Kreasi Fauzi Membuat Kaligrafi dari Serbuk Gergaji

Kreasi Fauzi Membuat Kaligrafi dari Serbuk Gergaji

LAMONGAN, KOMPAS.com — Sama seperti melukis, ia hanya bisa membuat kaligrafi saat mood-nya sedang baik. Mohammad Fauzi Baihaqi, warga Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, membuat kaligrafi dari serbuk kayu gergajian. Uniknya, ia tidak pernah belajar kaligrafi.
Saat melihat banyak serbuk kayu gergajian, tiba-tiba seperti ada dorongan memanfaatkannya untuk kaligrafi. Ia pun memulainya dari huruf paling akhir kaligrafi Arab yang dibuatnya. Bahkan, ia menuliskannya dari kiri ke kanan, tidak seperti lazimnya menulis tulisan huruf arab dari kanan ke kiri. Ia juga bisa menulis kaligrafi dalam posisi terbalik dan bisa dilihat dari kaca menjadi posisi normal.
"Saya membuat kaligrafi mengalir saja seperti air karena tak bisa dipaksakan," katanya. Fauzi membuat kaligrafi sejak Ramadhan lalu atau sekitar Agustus. Hingga saat ini sudah empat kaligrafi dari delapan yang dibeli peminat kaligrafi. Di antara yang dibuat kaligrafi ayat kursi dan Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. "Salam itu menunjukkan kesetiakawanan dan ramah dan baik kepada siapa pun," kata Fauzi.
Ia juga tidak tahu jenis kaligrafi yang dibuat. Dia juga tidak meniru karena juga tidak pernah membuat kaligrafi. "Saya laksana air mengalir saja. Ketika saya mencoba mencontoh model kaligrafi yang ada malah tidak jadi. Maka saya membuat pas ada dorongan membuat saja," tutur suami Anisah itu.
Serbuk gergaji dicampur bahan lem lalu diaduk-aduk. Lalu dia membuat sketsa kaligrafi dengan kapur warna di atas tripleks. Lalu serbuk gergaji yang dicampur lem direkatkan di huruf yang ditulis dari yang paling akhir dan dihaluskan dengan kuas. Setelah itu kaligrafi dikeringkan dan dicat.
Huruf kaligrafi biasanya diberi warna kuning emas. Latar belakang diberi warna coklat kemerahan. "Motif ornamen daun menunjukkan negara agraris," katanya. Ayah tiga anak itu menuturkan sehari-hari ia sebagai perangkat Desa Metatu sebagai Bayan atau Kepala Urusan Umum. Selain itu ia berladang. Tegalnya ditanami jagung, hasilnya dari bumi 450 (sekitar 6.000 meter persegi) mencapai 3,5- 6 ton. Pria asli Lamongan kelahiran 13 April 1961 itu juga menyewakan sawahnya seluas bumi 250 (3.000 m2) Rp 1,25 juta per tahun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar